Keutamaan Umrah
Setiap orang pasti merindukan tanah suci,
apalagi Ka’bah di tanah haram Makkah. Di tempat tersebut ada dua aktivitas
ibadah yang mulia yaitu umrah dan haji. Untuk umrah sendiri bisa dilakukan
setiap saat. Sedangkan haji hanya khusus di bulan haji, bulan Dzulhijjah.
Umrah sendiri memiliki beberapa keutamaan.
1. Umrah adalah jihad
sebagaimana ibadah haji
‘Aisyah berkata,
قُلْتُ يَا رَسُولَ
اللَّهِ عَلَى النِّسَاءِ جِهَادٌ قَالَ « نَعَمْ عَلَيْهِنَّ جِهَادٌ لاَ قِتَالَ
فِيهِ الْحَجُّ وَالْعُمْرَةُ ».
“Wahai Rasulullah,
apakah wanita juga wajib berjihad?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam
menjawab, “Iya. Dia wajib berjihad tanpa ada peperangan di dalamnya, yaitu
dengan haji dan ‘umroh.” (HR. Ibnu Majah no.
2901, hadits ini shahih sebagaimana kata Syaikh Al Albani).
2. Menghapus dosa di antara dua umrah
Dari Abu Hurairah, ia
berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الْعُمْرَةُ إِلَى الْعُمْرَةِ كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُمَا ،
وَالْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلاَّ الْجَنَّةُ
“Antara umrah yang satu
dan umrah lainnya, itu akan menghapuskan dosa di antara keduanya. Dan haji
mabrur tidak ada balasannya melainkan surga.” (HR. Bukhari no. 1773 dan Muslim no. 1349)
3. Umrah menghilangkan
kefakiran dan menghapus dosa
Dari Abdullah,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
تَابِعُوا بَيْنَ
الْحَجِّ وَالْعُمْرَةِ فَإِنَّهُمَا يَنْفِيَانِ الْفَقْرَ وَالذُّنُوبَ كَمَا
يَنْفِى الْكِيرُ خَبَثَ الْحَدِيدِ وَالذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَلَيْسَ
لِلْحَجَّةِ الْمَبْرُورَةِ ثَوَابٌ إِلاَّ الْجَنَّةُ
“Ikutkanlah umrah
kepada haji, karena keduanya menghilangkan kemiskinan dan dosa-dosa sebagaimana
pembakaran menghilangkan karat pada besi, emas, dan perak. Sementara tidak ada
pahala bagi haji yang mabrur kecuali surga.” (HR. An Nasai no. 2631, Tirmidzi no. 810, Ahmad 1/387. Kata
Syaikh Al Albani hadits ini hasan shahih)
Ibadah mulia ini pun
dilakukan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat baik tatkala beliau shallallahu ‘alaihi wa
sallam masih hidup atau
pun ketika sudah tiada. Ini pun menunjukkan kemuliaan ibadah tersebut.
Semoga Allah mudahkan
kita melakukan ibadah yang mulia ini. Wallahu waliyyut taufiq.
Referensi: Shahih Fiqh Sunnah, Abu Malik, terbitan Maktabah Taufiqiyah,
2/276.